DEFINISI
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah.
PENYEBAB
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah pembusukan gigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk membengkak ketika terjadi peradangan. Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi.
Peradangan yang ringan, jika berhasil diatasi, tidak akan menimbulkan kerusakan gigi yang permanen.
Peradangan yang berat bisa mematikan pulpa.
Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di sekitarnya.
GEJALA
Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang luar biasa.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian:
• Diberikan rangsangan dingin.
Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya.
Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
• Penguji pulpa elektrik.
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat.
Jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berari pulpa masih hidup.
• Menepuk gigi dengan sebuah alat.
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang di sekitarnya.
• Rontgen gigi.
Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.
PENGOBATAN
Peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.
Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gig
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi tanggal.
Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi:
1. Pembusukan permukaan yang licin/rata.
Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email.
Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.
2. Pembusukan lubang dan lekukan.
Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
3. Pembusukan akar gigi.
Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum).
Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
4. Pembusukan dalam email.
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan.
Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah).
Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
Pengertian Perawatan Luka Perinium
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
PENCERNAAN/DIGESTI
Digestive sistem, terdiri dari saluran alementari dan organ organ asesorius
Saluran Alimentari (pencernaan). Tdd:
• Rongga mulut
• Faring
• Esofagus
• Lambung
• Usus halus : Duodenum, jejunum, illeum
• Usus besar : Caecum, colon tranversum, colon ascenden, colon descenden, colon sigmoid, rectum dan anus.
Organ asesorius.tdd
• Gigi
• Lidah
• Kelenjar saliva : sublingual, submandibular, parotis
• Hati
• Kandung dan saluran empedu
• Pankreas
Berdasarkan fungsinya, sal. cerna tdd:
1. Saluran sederhana, ditempat ini bolus tdk mengalami proses pencernaan. Misalnya esofagus
2. Tempat menyimpan seperti pd lambung,bolus pd kolonbahan fekal
3. Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)
4. Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal dan setengah proksimal kolon.
Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk dipergunakan.
Empat proses penting dlm sal. pencernaan yg mendukung
fungsi optimal sal cerna:
1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan. makanan yg masuk dlm mulutbolus makanan yg sdh mengalami proses di lambung.kimus makananan yg telah bercampur dgn getah empedu dan pankreas di intestin.michel
2. Sekresi, pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti. Yaitu oleh enzim
3. Digesti, Penghancuran bolus secara mekanik dan kemis menjadi bantuk yg siap diabsorbsi oleh villi intestin
4. Absorbsi, Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi
Rongga Mulut
Makanan dalam mulut mengalami penghancuran secara mekanik yg disebut mastikasi (mengunyah) dan
sedikit secara kimiawi. Yg didukung oleh organ : Gigi, lidah dan kelenjar saliva.
Saliva
Cairan bersifat alkali mengandung musin, enzim ptialin (amilase) dan sedikit zat padat
Fungsi saliva
Merubah KH menjadi maltosa oleh enzim amilase (ptialin) mudah ditelanMelicinkan / melumasi bolus Menetralkan/mengencerkan bolus
Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva
a. f. mekanik : adanya bolus dalam mulut
b. f. psikhis : mencium/memikirkan makanan
c. f. kimiawi : bolus yang asam atau asin
LIDAH
Terdapat papil dgn saraf rasa:
• Rasa pahit pangkal lidah
• Rasa manis ujung lidah
• Rasa asin ujung samping kiri dan kanan lidah
• Rasa asam samping kiri dan kanan lidah
Fungsi lidah :
• Mengaduk makanan
• Mengecap makanan
• Membantu waktu menelan
• Membentuk suara
B. Esofagus
Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung
pada bag atas dan bawah esofagus terdapat spingter : Dalam keadaan normal berada dalam kondisi tonik atau berkontriksi kecuali waktu menelan. Pada bagian bawah terdapat sfinkter yg berperan sbg barier terhadap refluk isi lambung ke esofagus. mukosa esofagus bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yg asam. Lapisan submukosa mengandung selsel sekretoris yg menghasilkan mukus, mukus mempermudah jalannya makananan waktu menelan
Menelan / deglutinasi
Merupakan perbuatan fisiologis kompleks dimana makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung. Terdiri dari 3 fase: menimbulkan gerak reflek menelan.Fase oral : bolus didorong ke dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah. Fase Faringeal : palatum mole dan uvula secara refleks menutup rongga hidung. Pada saat yg sama laring terangkat dan menutup faring pernafasan serentak dihambat untuk mencegah aspirasi. Fase esofageal : mulai waktu M. crichopharingeus relaksasi dan memungkinkan bolus masuk esofagus. Bolus didorong oleh gerakan peristaltik esofagus ke arah bagian distal dan merelaksasikan sfingter bagian bawah yg memunginkan bolus masuk ke lambung. bolus sampe ke lambung sektar 5 – 15 dtkKec peristaltik 2 – 4 cm/dtk
C. Lambung
Kedua ujung lambung dilindungi oleh sfinkter; S. kardia atau s. esofagus bag bawah, mencegah aliran balik ke dalam esofagus S. pilorus, fungsi melindungi lubang antara pars pilorika lambung dan duodenum serta mencegah aliran isi usus ke lambung
Fungsi Lambung
• Fungsi motoris “mekanik”
• Fungsi resevoir. Menyimpan makanan sampai dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
• Fungsi mencampur, memecah makanan menjadi oartikel2 kecil dan mencampurnya dgn getah lambung mll kontraksi otot.
• Fungsi pengosongan, diatur oleh pembukaan sfinkter
2. Fungsi sekresi dan pencernaan
Mencerna Protein oleh Pepsin dan HCl dimulai: Pepsin dan HCl merubah protein menjadi pepton/peptida
Amilase, merubah amilum menjadi maltosa Lipase, merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Sintesis dan sekresi gastrin Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada illeum Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan.
Kelenjar pd lambung :
Kel kardia mengsekresi mukus alkali
Kel fundus memiliki 3 jenis sel :
mengsekresi pepsinogen- sel zimogenik /chief sel
- sel parietal mengsekresi HCl dan air
- neck sel mengsekresi mukuc
c. Kel pilorus , menhasilkan gastrin
Zat-zat lain yg disektresi :
Enzim-enzim dan elektrolit : Na, K, ClF.
Instrinsik oleh kel parietal
Perangsangan sekresi getah lambung :
Rangsang saraf jika melihat, mencium, memikirkan dan mencicipi makanan
Rangsang kimiasi jika terdapat makanan dalam lambung
D. Usus Halus
Fungsi utama usus halus :
ger peristaltikPergerakan, yaitu mencapur dan mendorong kimus. Gerakan segmental usus halus dalam mendorong kimus Digesti, penyempurnaan digesti di usus halus didukung oleh enzim usus halus , enzim pankreas dan empedu Absorbsi, sbg tempat absorbsi maksimal zat-zat gizi.
Fungsi digesti
Kimus dari lambung (bersifat asam) di usus halus dinetralisir oleh getah empedu dan pankreas di duodenum guna mengoptimalkan kerja enzim. Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yg lebuh kecil.
Pankreas memiliki 3 enzim :
• Amilase mengubah zat pati menjadi disakarida
• Lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol
• Tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida
Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :
• Enterokinase, merubah tripsinogen menjadi tripsin
• Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi dipeptida
• Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino
• Sukrase, merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
• Maltase, merubah maltosa menjadi 2 glukosa
• Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
• Lamanya kimus dalam usus halus 3 – 10 jam dengan frekwensi peristaltik 4 – 8 x/menit
Fungsi absorbsi
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh.
A. Zat zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh darah kapiler masuk ke aliran darah :
- Protein
- HA
- Vit B, C
- Air
- Sebagian mineral
B. Zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh lakteal masuk ke aliran limfe :
- Lemak
- Vit A, D, E, K
- Sebagian mineral
E. Usus besar / kolon
Fungsi :
Absorbsi air dan mineral
sebagian besar dilakukan pd kolon kanan kolon mengabsobsi sekitar 600 ml /hr. (kapasitas absorbsi 2000 ml/hr)
Sekresi musin bersifat alkali, tidak mengandung enzim, bekerja sebagai pelumas dan melindungi mukosa.
Sebagai resevoir (kolon sigmoid), menampung feces sampai defekasi berlangsung.
Bakteri kolon mensintesa vit K dan beberapa vit B
Peristaltik pd kolon
Pergerakan mencampur
absorbsi air. bersentuhan dgn permukaan kolon Feces diaduk dan diputar
Pergerakan pendorong
mendorong feces kearah anus, Gel peristaltik (mass movement) paling lama 15 menit selama jam
pertama setelahbeberapa kali/hari makan pagi
Proses defekasi
F. Hati
Fungsi hati :
Pembentukan dan ekskresi empedu jumlah sekresi cairan empedu sekitar 1 liter per hari. dengan komposisi sbb:
- air (97 %)
- elektrolit : sodium, potasium, Ca, Cl
- garam empedu
- fospolipid (lesitin)
- kolesterol
- pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi)
Metabolisme KH, lemak dan protein
- Metabolisme KH : Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, menyimpan glikogen, merubah galaktosa, fruktosa menjadi glukosa.
- Metabolisme lemak : Oksidasi asam lemak menjadi energi Pembentukan lipoprotein Pembentukan kolesterol dan fospolipid Pembentukan lemak dari protein dan KH
- Metabolisme protein: Sintesis protein plasma (kecuali gama globulin) : albumin, protrombin, fibrinogen dan faktor pembekuan yg lain.
1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan urea agar bisa dikeluarkan dari dalam tubuh
3. Penyimpanan vitamin, mineral dan Fe
4. Detoksikasi zat endogen (indol, skatol, dll) dan eksogen (misal morfin, fenobarbithal, obat-obatan lain.
5. Metabolisme steroid
6. Fagositosis
7. Metabolisme bilirubin
G. Kantung Empedu
Sekresi duktus hepatikus kanan dan kiri saluran empedu empedu oleh hati bersatu dgn duktusbergabung menjadi duktus sistikus koledokus pankreatikus membentuk ampula vater sebelum masuk ke usus halus. Pada bag terminal saluran ini terdapat spinkter oddi.
Sekresi getah empedu oleh hati : 500 – 1000 cc/hari Pengosongan kandung empedu dirangsang oleh masuknya kimus asam ke dalam duodenum dan adanya lemak
Fungsi
- Menyimpan dan memekatkan empedu (10 x lebih pekat)
H. Pankreas
Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yg mempunyai fungsi berbeda:
Sel kelompok sel eksokrin, menghasilkan getah pankreas: Tripsin,asini kimotripsin, karboksipetidase, lipase pankreas, amilase pankres. (lihat usus halus) sel endokrin, menghasilkan sekresi endokrinn: insulin dan glukagon.Pulau langerhans
Fungsi :
membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.Fungsi eksokrin mengekskresi hormon insulin dan glukagon ( (lihat kuliah endokrin ttg pankreasFungsi endokrin